Selasa, 02 Juli 2013
10.33
10.30
Media TV Hilang, Di Pembelaan LHI
Media
TV menghilang saat AF mengatakan bahwa permintaan uang ke Indoguna hanya
akal-akalan AF saja. Sekarang mereka pun menghilang, saat hari ini akan digelar
sidang pembelaan LHI.
Nggak
usah ditanya…, itukan terserah pemilik media TV dan terserah ijin Mentri Hukum
dan HAM dong…!
Komplitnya
awak media TV dan banyaknya tayangan live shows TV saat pembacaan tuntutan
dakwaan jaksa ke LHI dan hilangnya di saat pembelaan LHI. Jadi sebuah
intropeksi bagi peran media sebagai pilar demokrasi.
Tidak
itu saja, Yudi Setiawan, yang sedang di penjara dalam kasus pembobolan bank BJB
pun bisa live shows di salah satu TV.
Ada
apa ya ?
Media
seharusnya sebagai penyeimbang informasi dan opini dari semua pihak. Namun
sekarang cendrung memblow up preferensi opini dari satu sisi saja. Apakah ini
sebuah kebetulan atau disengaja hanya merekalah yang tahu.
Media
seharusnya menyampaikan fakta dan data, namun sekarang sudah berperan sebagai
media penggiring opini bagi preferensi pihak tertentu.
Bila
seperti ini, bagaimana bisa menyajikan demokrasi yang sehat, bila satu-persatu
pilar demokrasinya dikebiri dan dihancrukan ?
*sumber
: kompasiana
10.26
"Indikasi Penghancuran PKS" Sehari Penangkapan LHI, KPK Diberi "Selamat" Dubes Amerika... Ada Apa Ini?
Luthfi Hasan Ishaaq meyakini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sengaja menjerat dirinya untuk menjatuhkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Tudingan ini disampaikan melalui nota keberatannya (eksepsi) yang dibacakan penasehat hukumnya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin, (1/7).
"Ada upaya kuat untuk hancurkan partai Islam yang bernama PKS. Ini dinilai sebagai tebang
pilih," ujar Penasehat Hukum Luthfi, Zainuddin Paru dalam sidang.
Luthfi menuding, indikasi penghancuran PKS itu antara lain terlihat dari langkah KPK memanggil Ketua Majelis Syuro PKS Ustadz Hilmi Aminuddin dan sengaja mengarahkan media massa untuk menyeret nama Mentan Suswono dalam pusaran kasus itu.
Mantan Presiden PKS itu menuding, langkah-langkah KPK ini adalah perpanjangan tangan bangsa asing. Dalam hal ini Amerika.
"Kecurigaan kami didasarkan atas kejadian yang terlalu sulit dipercaya kalau hanya kejadian kebetulan belaka. Sehari sebelum terdakwa ditangkap, Dubes Amerika datang ke KPK dan menyatakan mendukung KPK berantas korupsi," papar Zainuddin.
Langganan:
Postingan (Atom)