Kamis, 13 Juni 2013

أَهَمَّيَّةُ التَّرْبِيَّةِ




 أَهَمَّيَّةُ التَّرْبِيَّةِ
“ Pentingnya Tarbiyah “

Arab Sebelum Rasul SAW: Lama Tak Ada Murabbi (36:6)
Murabbi Pertama         : Nabi Ismail as
Murabbi Kedua           : Rasulullah SAW

KONDISI MEKAH SAAT ITU ??

Politik
        Di bawah bayang-bayang dua raksasa: Romawi dan Persia
        Banyak daerah subur yang dikuasai oleh kedua raksasa itu
Ekonomi
        Harta yang banyak dimiliki oleh segelintir orang, sementara sebagian besar masyarakat hidup miskin
        Mengakarnya riba
Moral
        Cara-cara pernikahan: Al-Istibdha’, Al-Mukhadanah, Asy-Syighar, Perkawinan Warisan, Perkawinan Mut’ah dan Menggabungkan dua istri kakak-beradik kandung
        Minuman keras dan judi sudah menjadi kebiasaan

Kondisinya…JAHILIYAH Arab saat itu benar-benar menjadi UMAT JAHILIYAH (الأمة الجاهلية) Raja Najasyi dari Habasyah mengirim 70 pendetanya ke Mekkah untuk bertemu Nabi SAW (28:52-55)
        Nabi SAW membacakan Surat Yasin hingga selesai
        Mereka menangis dan masuk Islam
        Ketika pemuka Quraisy menegur mereka karena mereka cepat sekali percaya, maka mereka mengatakan  لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ لَا نَبْتَغِي الْجَاهِلِينَ
        Mereka menyebut pemuka Quraisy sebagai JAHILIN

Ciri 1: BODOH (الجَهْلُ)
         Sebagian besar mereka memang bodoh: tidak bisa baca dan tulis à disebut UMMIY (62:2) dan berada dalam kegelapan (zhulumat, 24:40, 2:257)
         Mereka juga tidak pernah menerima Kitab dari Allah, sehingga tidak pernah membacanya juga à inilah penyebab kebodohan yang paling mendasar: TIDAK MENGENAL ALLAH SECARA BENAR
        Membuat berbagai berhala, katanya untuk mendekatkan diri sedekat-dekatnya dengan Allah (39:3)
        Menganggap baik saat mereka selesai berhaji mesti masuk rumah lewat pintu belakang (2:189)
        Satu tanaman dan ternak ada yang untuk Allah dan untuk berhala. Kalau yang untuk berhala gagal panen, maka dibagi dua (untuk berhala juga). Tapi kalau yang untuk Allah gagal, tidak dibagi dua (6:136), dll

Ciri 2: HINA (الذِّلَّةُ)
         Seperti sudah disebutkan: moralitas mereka sangat rendah
        Prostitusi meraja lela dan legal
        Minuman keras sudah menjadi kebiasaan
        Seorang budak wanita yang melahirkan anak karena digauli majikannya, maka anak itu akan lahir dengan kehinaan karena lahir sebagai budak
         Al-Qur’an menyebutnya “asfala saafiliin” (95:5)
         Ketundukkan pada berhala juga berarti menghinakan diri di hadapan makhluk

Ciri 3: LEMAH (الضَّعْفُ)
         Selama bertahun-tahun hidup di bawah bayang-bayang dua kerajaan besar: Romawi dan Persia
         Mereka saling memperbudak dan menindas, sehingga saling melemahkan
         Meski sistem pemerintahan berjalan tapi sangat lemah:
        Tidak mampu menahan serangan Abrahah

Ciri 4: PERPECAHAN (الفُرْقَةُ)
         Mereka terpecah-pecah kedalam berbagai kerajaan-kerajaan dan kabilah-kabilah (pemerintahan kecil yang berasas fanatisme)
         Semboyan mereka
اُنْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُوْمًا
“Tolonglah saudaramu yang zhalim dan yang dizhalimi”
         Semboyan ini kemudian diluruskan (jadi hadits) dengan maksud: mencegah si zhalim dari berbuat zhalim dan menolong yang dizhalimi, bukan benar-salah mesti ditolong karena dia saudara kita

CIRI UMUM

         Keempat ciri tersebut tentu bukan hanya ada saat zaman jahiliyah dulu
         Kalau suatu umat jauh dari Islam, maka nasibnya akan sama: bodoh, hina, lemah, dan pecah
         Bagaimana untuk mengentaskan kondisi sesat yang nyata itu?
         Sebelum diangkat menjadi Rasul, Nabi Muhammad SAW pun bingung (93:7)
         Beliau SAW juga belum mengetahui apa itu iman dan apa itu kitab (42:52)
         Beliau SAW akhirnya sering pergi ke gua Hira
         DIUTUSNYA RASUL SAW
         Allah SWT mengentaskan kondisi sesat yang nyata itu dengan cara mengutus Rasulullah SAW
         Lalu apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW?
         Jawabanya seperti pada 62:2 (yang merupakan jawaban doa dari Nabi Ibrahim AS 2:129)
         62:2
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ
يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ
وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

KOMPONEN TARBIYAH

         Membacakan atau menyampaikan (التلاوة)
         Membersihkan (التزكية)
         Mengajarkan pedoman (تَعْلِيْمُ الْمِنْهَاجِ)

Membacakan (التلاوة)

         Ayat-ayat yang pertama dan kedua turun memang berkaitan dengan membaca dan menulis
         Wahyu yang pertama turun: 96:1-5
         Yang kedua turun: Surat Al-Qalam (pena) – lihat mukaddimah terjemahan Al-Qur’an dari Depag RI
         Istilah lainnya adalah mententir (التَّلَقِّي)


Membersihkan (التزكية)

         Upaya membersihkan diri dari akhlak yang kotor dan perbuatan jahiliyah
         Mengeluarkan mereka dari kegelapan jahiliyah kepada cahaya Islam (2:257)
         Islam adalah agama bersih
        Bersih secara fisik: badan, pakaian dan tempat (74:4)
        Bersih secara batin: dari kemusyrikan dan berbagai penyakit hati (74:5)
         Dalam kitab Fiqh, bab Thaharah selalu yang pertama dibahas (bersih fisik)
         Dalam kitab hadits, bab niat juga yang pertama (bersih batin)


Mengajarkan Pedoman (تَعْلِيْمُ الْمِنْهَاجِ)

         Pengajaran setelah tazkiyah agar diterima oleh hati yang bersih
         Pedoman (minhaj) yang diajarkan adalah pedoman yang asasi: Al-Qur’an, As-Sunnah, serta Sirah
        Pada awal mulanya, hadits dilarang ditulis karena takut tercampur dengan Al-Qur’an
        Setelah Rasul wafat, maka mulai penulisan hadits
        Sirah (Rasul dan salafush-shalih) menjadi contoh aplikatif yang lain selain hadits

NI’MAT YANG BESAR (النِّعْمَةُ الْكُبْرَى)

         Hasil tarbiyah adalah kenikmatan yang besar
        Bangsa yang bodoh menjadi berilmu (العلم)
        Yang hina menjadi mulia, bermartabat, dan disegani (العزة)
        Yang lemah menjadi kuat (القوة)
        Yang berpecah-belah menjadi satu kesatuan yang kokoh (الوِحْدَةُ)

Bangsa yang Bodoh Menjadi Berilmu (العلم)

         Dalam al-Qur’an kata ILMU sering berarti Islam atau Al-Qur’an atau hujjah yang kuat
         Dalam perkembangannya, umat Islam kemudian menjadi kiblat ilmu pengetahuan di dunia hingga berabad-abad

Mulia, Bermartabat, dan Disegani (العزة)

         Karena kemuliaan itu hanya milik Allah, RasulNya dan orang-orang beriman (63:8)
         Nyawa manusia menjadi berharga di dalam Islam
        Membunuh satu orang sama dengan membunuh semua manusia (5:32)
        Membunuh tidak sengaja mesti bayar diyat 100 ekor unta (4:92)
         Disepakati bahwa jika ada satu orang muslim/muslimah dianiaya di satu negara, maka Khalifah wajib mengerahkan seluruh umat Islam untuk membebaskannya (bagaimana dengan Palestina?)

Yang Lemah menjadi Kuat (القوة)

         Dengan tarbiyah muncul generasi yang kuat, lahir dan batin
         Kekuatan memang sebagian dari syi’ar Islam, sehingga Allah memerintahkan untuk mempersiapkannya (8:60, 65-66)
        Idealnya 1:10
        Dalam kondisi lemah 1:2
         Rasul SAW pun bersabda bahwa mu’min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada mu’min yang lemah, meski keduanya baik juga
         Pertumbuhan Sahabat
         Penyebaran Islam

Satu Kesatuan yang Kokoh (الوِحْدَةُ)

         Mereka bagaikan bangunan yang tersusun rapi yang tidak bisa dirobohkan (61:4)
         Mereka bagaikan satu tubuh, jika ada satu bagian tubuh sakit maka anggota tubuh yang lain ikut merasakannya
         Umat Terbaik (خَيْرُ أُمَّةٍ)
         Dengan tarbiyah, mucul generasi yang terbaik (3:110):
  1. Generasi yang dimunculkan untuk memberikan manfaat bagi manusia (أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ)
  2. Generasi yang beramar ma’ruf nahi munkar (تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ)
  3. Generasi yang beriman kepada Allah (تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ)

Unknown

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.

0 komentar:

 

Copyright @ 2015