dakwatuna.com – Kairo. Menjelang 30 Juni, aksi kekerasan dan penyerangan sekelompok preman kembali terjadi di beberapa provinsi luar Kairo, Mesir (18/6). Di provinsi Gharbiyah, sejak Selasa pagi para preman telah mengepung kantor gubernur menuntut diadakan kembali jajak pendapat terkait konstitusi dan undang-undang serta menghalangi gubernur baru, Dr. Ahmed Baili melakukan aktivitas. Aksi ini juga ikut diakomodir oknum aparat yang dikenal sentimen terhadap Ikhwanul Muslimin (IM) dan sayap politiknya, Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP), serta dibantu oleh oknum mantan pejabat rezim Mubarak.
Sementara di provinsi Kafr Syeikh penyerangan juga
dilakukan oleh sekelompok preman yang tergabung dalam gerakan pemberontak “Tamarud”
dan pengikut rezim Mubarak. Pusat Media dan Komunikasi provinsi Kafr Syeikh
melaporkan bahwa penyerangan terhadap kediaman Guberur Kafr Syeikh, Ir. Saad
Husaini. Mereka membakar kendaraan pribadi gubernur di depan kediamannya dan
melempari rumah dengan bom molotov pada saat istri, anak dan orang tuanya
berada di dalam rumah. Mobil pemadam kebakaran tidak diizinkan masuk sehingga
mobil terbakar habis.
Masyarakat setempat yang berupaya menghalangi
penyerangan tersebut tidak bisa berbuat apa-apa karena juga diusir oleh
kelompok preman ini. Sementara itu dua orang petugas keamanan yang berjaga-jaga
tidak luput dari serangan dan senjata mereka dicuri. Namun beberapa nama
tersangka kriminal ini telah dilaporkan oleh masyarakat setempat yang kenal
dengan pelaku kepada pihak berwajib.
Sikap FJP
Tindak kriminal ini bukan pertama kali ditujukan
kepada pemerintah, Ikhwan dan FJP sejak Mursi memerintah. Beberapa kali kantor
FJP dan kantor pusat IM di Kairo tak luput dari serangan dan pengrusakan,
bahkan korban dari pihak IM berjatuhan.
Dalam pernyataan resminya FJP menyayangkan tindak
kriminal ini, terlebih sikap pengkhianatan yang dilakukan oleh oknum keamanan
yang ikut mengakomodirnya. FJP mempertanyakan loyalitas aparat keamanan yang
seharusnya melindungi warga sipil, justru menarik personilnya dari jalan hingga
pemberontak dengan leluasa melakukan kejahatan.
Menyinggung seruan aksi damai 30 Juni oleh gerakan
‘Tamarud’ untuk menggulingkan pemerintah, FJP mempertanyakan mana aksi damai
yang dimaksud dengan adanya kriminal
ini? Kekerasan ini telah memperlihatkan apa wujud sejati seruan 30 Juni
tersebut.
FJP mengapresiasi dan menghormati sikap rakyat Mesir
yang telah ikut bahu membahu menciptakan ketentraman masyarakat dan berperan
aktif menggagalkan skenario demi skenario kekacauan yang ditujukan untuk
menggulingkan pemerintah yang sah. (dkw/sin)
Sumber: http://www.dakwatuna.com/
0 komentar:
Posting Komentar